nusakini.com-- Lima puluh tiga perusahaan dan UKM Indonesia berpartisipasi pada China-ASEAN Expo ke-14 (CaEXPO) di Nanning, Tiongkok pekan lalu.

Sebagian besar peserta pameran tersebut mengaku puas dengan hasil penjualan produk yang dijajakan, mulai dari furniture, makanan ringan, kopi, perhiasan dan asesoris, hingga batik. 

Setiap hari, paviliun Indonesia tidak pernah sepi dari pengunjung. Tidak hanya melihat-lihat, tidak sedikit dari para pengunjung yang memborong berbagai produk Indonesia. 

Produk yang paling digemari yaitu furniture, dekorasi rumah, makanan ringan dan kopi. Sejumlah booth bahkan mampu menjual seluruh produknya (sold out), seperti makanan ringan Papatonk, kopi Kapal Api, dan berbagai produk makanan ringan Mayora. 

Akibat diborong pengunjung, booth kopi Kapal Api terpaksa tutup lebih awal karena kehabisan stok. 

"Mereka ini belum tahu kalau kopi Indonesia bagus. Dari komentar-komentar mereka (setelah mencoba), mereka baru tahu kalau kopi Indonesia enak," jelas Erick, manager Kapal Api di Tiongkok. 

Para peserta pameran mengaku, CaEXPO merupakan salah satu pameran terbaik untuk jenis retail B2C (business to consumer/penjualan langsung) di kawasan selatan Tiongkok. Redaksi mencatat, sebagian besar peserta telah beberapa kali mengikuti CaEXPO. 

"Pameran ini bagus buat retail, sekalian promosi ke pembeli langsung," sambung Khen, manager PT Tiga Pilar Mas yang mensupply sejumlah produk wafer dan cookies dari Indonesia. Ia mengaku puas karena mampu menjual hingga 98 persen stok yang dibawa. 

Sementara itu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN), Kementerian Perdagangan RI, Arlinda, menyampaikan bahwa keikutsertaan Indonesia pada CaEXPO ditujukan untuk mencapai keseimbangan perdagangan Indonesia dengan Tiongkok. 

"Untuk ekspor non migas, ini merupakan salah satu cara untuk mencapai balance perdagangan," papar Arlinda di sela-sela kunjungannya di Paviliun Indonesia pada CaEXPO. 

Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Guangzhou, Ratu Silvy Gayatri menyampaikan bahwa untuk mengurangi defisit perdagangan Indonesia terhadap Tiongkok, KJRI Guangzhou selalu siap memfasilitasi misi dagang Indonesia, terutama untuk kawasan Tiongkok bagian selatan. 

"Saya berharap keberadaan Perwakilan RI di Tiongkok dapat dimanfaatkan para pelaku usaha dan pemangku kepentingan terkait dari Indonesia untuk mempromosikan produk Indonesia di Tiongkok," jelas Silvy. 

Total perdagangan Indonesia dengan Guangxi Zhuang Autonomous Region (setingkat provinsi), Tiongkok pada tahun 2016 mencapai US$785.7 juta. Tahun lalu, ekspor RI ke Guangxi senilai US$499.75 juta atau meningkat 4.44% dari tahun 2015. Sebaliknya, nilai ekspor Guangxi ke Indonesia sebesar US$285.95. Dengan demikian, pada tahun 2016, Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan Guangxi sebesar US$213.8 juta. 

Selain Indonesia, CaEXPO juga diikuti oleh sembilan negara anggota ASEAN lainnya, yaitu Brunei, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam. 

Pada periode 1991-2016, perdagangan bilateral Tiongkok-ASEAN tumbuh 56 kali lipat. Dalam delapan tahun terakhir, Tiongkok merupakan mitra dagang ASEAN terbesar. Sebaliknya, ASEAN merupakan mitra dagang Tiongkok terbesar ketiga dalan enam tahun terakhir. Pada Januari-Juli 2017, volume perdagangan ASEAN-Tiongkok tumbuh 14.5%, lebih besar dari rata-rata nilai pertumbuhan perdagangan Tiongkok. (p/ab)